5 Gejala Virus Corona dan Bedanya dengan Flu Biasa

Loading...
Loading...

Hingga pagi ini, Jumat, 27 Maret 2020, tercatat ada 500 ribu lebih masyarakat di dunia yang positif terpapar virus corona atau COVID-19, dan 24 ribu lebih yang meninggal. Meningkatnya kasus positif corona, semakin meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap virus ini.


Penting untuk mengetahui apa ciri atau tanda seseorang terjangkit virus corona. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat, seseorang yang terkena virus ini akan menunjukkan gejala demam hingga gejala saluran pernapasan, dengan rentang waktu dua hingga 14 hari setelah terinfeksi.

"Kami menekankan pada gejala demam plus gejala saluran pernapasan bagian bawah yang dikenal batuk atau kesulitan bernapas," kata pakar penyakit menular, Dr William Schaffner, profesor kedokteran pencegahan dan penyakit menular di Vanderbilt University School of Medicine di Nashville.

Sangat penting bagi Kamu bisa mengidentifikasi gejala-gejala. Maka dari itu, berikut ini ciri-ciri atau tanda seseorang terinfeksi virus corona, dilansir dari laman CNN.com.

Demam

Demam adalah gejala utama, kata para ahli. Demam ini berkisar pada suhu 37,7 derajat Celsius untuk anak-anak dan orang dewasa.

"Ada banyak kesalahpahaman tentang demam. Suhu harian rata-rata adalah 37 derajat Celsius, tetapi suhu kita semua akan mengalami naik-turun. Suhu kita akan naik atau turun sebanyak setengah derajat atau satu derajat pada siang hari. Jadi 37,2 derajat atau 37,5 derajat Celsius bukan demam," kata kepala divisi penyakit menular anak di Rumah Sakit Anak Pittsburgh University Medical Center of Pittsburgh, Dr.  John Williams.

Dia juga menekankan untuk memeriksa suhu tubuh disarankan pada pagi hari.

"Suhu  tidak sama di siang hari. Jika kamu mengeceknya pada pukul delapan pagi, itu mungkin normal," jelas Schaffner.

Salah satu gejala demam yang paling umum adalah suhu tubuh seseorang akan naik di siang hari atau petang. Dan di waktu ini adalah cara umum virus menghasilkan demam.

Batuk

Batuk adalah gejala utama lainnya jika seseorang terkena virus corona. Tetapi Schaffner menjelaskan bahwa batuk tanda terpapar virus corona ini berupa berupa batuk kering yang dirasakan di dada.

"Ini bukan rasa gatal di tenggorokanmu. Kamu tidak hanya berdehem. Kamu tidak mengeluarkan apa-apa. Batuknya menyusahkan, berasal dari tulang dada atau sternum. Dan kamu bisa tahu bahwa saluran bronkial kamu meradang atau teriritasi," tambahnya.

Sulit napas

Sesak napas bisa menjadi gejala dan tanda uang sangat serius dari COVID-19, dan dapat terjadi dengan sendirinya, tanpa batuk. Jika dada kamu terasa begitu sesak atau mulai merasa seolah-olah tidak bisa bernapas cukup dalam, untuk mendapatkan napas yang baik, itu pertanda untuk segera bertindak, kata para ahli.

"Jika ada sesak napas, segera hubungi penyedia layanan kesehatan, perawatan darurat setempat," kata Presiden Asosiasi Medis Amerika Dr. Patrice Harris.

Selain kesulitan bernapas atau sesak napas, CDC mencantumkan tanda-tanda peringatan darurat untuk COVID-19 sebagai "rasa sakit yang terus-menerus atau tekanan di dada," "bibir atau wajah yang kebiru-biruan" yang menunjukkan kurangnya oksigen dan  kebingungan mental mendadak atau kelesuan dan ketidakmampuan untuk bangun.

Gejala flu dan pilek

Banyak gejala lain yang menyerupai flu, termasuk sakit kepala, masalah pencernaan, nyeri dan kelelahan yang bisa parah. Gejala-gejala lain juga dapat menyerupai pilek atau alergi, seperti pilek, sakit tenggorokan dan bersin.

Kemungkinan besar, kata para ahli, Kamu hanya terserang flu atau pilek, yang mana setelah semua itu dapat menyebabkan demam dan batuk juga. Salah satu gejala COVID-19 adalah jika gejala Kamu, terutama sesak napas, tidak membaik setelah seminggu atau lebih dan semakin memburuk.

Gejala yang tidak biasa

Gejala aneh yang mungkin menandai infeksi COVID-19 pada tahap awal baru-baru ini diidentifikasi oleh American Academy of Otolaryngology-Head and Neck Surgery. Dalam sebuah pernyataan di situs resmi, mereka mengatakan gejala anosmia, atau gangguan pada indera penciuman, dan dysgeusia, atau gangguan pada pengecapan rasa, harus digunakan untuk mengidentifikasi kemungkinan infeksi COVID-19.

"Anosmia, khususnya, telah terlihat pada pasien yang akhirnya dites positif untuk virus corona tanpa gejala lain," kata pernyataan itu.

Sudah lama diketahui dalam literatur medis bahwa hilangnya kemampuan penciuman yang tiba-tiba dapat dikaitkan dengan infeksi pernapasan yang disebabkan oleh virus corona jenis lain.

"Saya pikir kita mendapatkan sedikit lebih banyak wawasan tentang jenis-jenis gejala yang mungkin dialami pasien," kata Kepala Koresponden Medis CNN Dr. Sanjay Gupta pada program berita Hari Baru CNN.

Dalam sebuah penelitian di China, kata dia, tenaga medis melihat sekitar 200 pasien ditemukan  mengalami gejala pencernaan (gastrointestinal). Dia juga menambahkan bahwa demam, batuk dan sesak napas masih tampak sebagai gejala utama yang ada pada COVID-19.
Sponsored Links
Loading...
Loading...
Loading...