5 Anggota Keluarga Meninggal Karena Corona, Wanita Ini Curhat Suasana Idul Fitri di Rumah
Sunday, May 24, 2020
Edit
Loading...
Loading...
Tak pernah terbayangkan di benak Sharifah Huzaimah, kehilangan 5 anggota keluarga sekaligus dalam waktu berdekatan.
Hari Raya Idul Fitri yang biasa dilalui penuh keceriaan, tahun ini berjalan begitu berbeda.
Sharifah merupakan wanita asal Kuching, Serawak, Malaysia.
Kisah keluarga Sharifah pernah menjadi headline media lokal sekitar 2 bulan yang lalu.
Dikutip dari Mstar, 5 anggota keluarga Sharifah meninggal dunia setelah positif terinfeksi corona.
Kelima orang tersebut adalah sang nenek, yang dipanggil Nek Usu Kayah, dua anak wanita sang nenek, dan dua saudaranya yang lain.
Kepada Mstar, Sharifah bercerita tragedi ini berawal pada bulan Maret lalu.
Saudara sepupunya tertular corona dari seorang rekan kerja yang baru pulang dari Italia.
Tak perlu waktu lama hingga virus itu menyebar ke anggota keluarga lainnya.
Sang nenek yang telah berusia renta akhirnya meninggal dunia, disusul kedua anak dan cucunya.
Meski menyakitkan, peristiwa ini menjadi pelajaran berharga bagi keluarga Sharifah.
Tak ingin peristiwa menyakitkan itu terulang, Sharifah dan keluarga memutuskan merayakan Idul Fitri dengan cara yang sangat berbeda.
“Selama saya hidup dari kecil hingga dewasa, sudah menjadi tradisi rumah pertama yang kami kunjungi saat Lebaran adalah rumah nenek,” cerita Sharifah.
Kebiasaan itu kini tak bisa dilakukan lagi oleh keluarganya.
Paman Sharifah, Roziah, yang tinggal seatap dengan sang nenek juga dinyatakan positif corona.
Roziah baru saja keluar dari tempat karantina setelah 60 hari dirawat. Anak-anak Roziah juga ikut tertular dan dikarantina.
Bahkan, ayah dan ibu Sharifah juga ikut tertular meski kini sudah sembuh.
Karena banyaknya keluarga yang tertular, tradisi berkumpul saat hari raya menjadi riskan dilakukan.
Wanita 38 tahun ini berkata, keluarganya dengan berat hati meniadakan acara sungkem dan bersalaman demi kebaikan bersama.
“Kami memang sudah biasa membiasakan bersalaman saat bertemu dan sebelum pulang. Cium peluk adalah hal yang biasa.
Namun semenjak keluarga kena Covid-19, jangankan peluk, bersalaman dengan ayah ibu sendiri saja tak diizinkan. Sangat sedih, tapi ini harus dilakukan,” ungkapnya.
Meski begitu, Sharifah bersyukur karena masih diizinkan berkumpul bersama ayah ibunya.
“Kami anggap ini peluang kedua Allah agar terus bersama keluarga, kami akan mengistimewakan kesempatan ini.”
Menurut Sharifah, ayah dan ibunya kini telah pulih meski berat badan sedikit susut.
Lebaran Ala Kadarnya
Lebaran di rumah Sharifah disambut dengan sederhana. Sekedar membeli baju baru pun sama sekali tak terpikirkan.
Peristiwa kehilangan keluarga tersayang membawa hikmah tersendiri untuk keluarga Sharifah.
“Dalam menyambut hari kemenangan ini, kita diuji dengan wabah penyakit Covid-19.
Hikmah dari musibah ini kami lebih tabah dan sadar kami hanya manusia yang lemah yang segalanya ditentukan oleh Allah SWT.
Hikmah lain kami lebih mendekatkan diri kepada-Nya.
Menyambut kemenangan semata-mata karena-Nya.
Saling bermaafan sesama keluarga seikhlasnya,” tutup Sharifah.
Sumber: tribunnews.com
Hari Raya Idul Fitri yang biasa dilalui penuh keceriaan, tahun ini berjalan begitu berbeda.
Sharifah merupakan wanita asal Kuching, Serawak, Malaysia.
Kisah keluarga Sharifah pernah menjadi headline media lokal sekitar 2 bulan yang lalu.
Dikutip dari Mstar, 5 anggota keluarga Sharifah meninggal dunia setelah positif terinfeksi corona.
Kelima orang tersebut adalah sang nenek, yang dipanggil Nek Usu Kayah, dua anak wanita sang nenek, dan dua saudaranya yang lain.
Kepada Mstar, Sharifah bercerita tragedi ini berawal pada bulan Maret lalu.
Saudara sepupunya tertular corona dari seorang rekan kerja yang baru pulang dari Italia.
Tak perlu waktu lama hingga virus itu menyebar ke anggota keluarga lainnya.
Sang nenek yang telah berusia renta akhirnya meninggal dunia, disusul kedua anak dan cucunya.
Meski menyakitkan, peristiwa ini menjadi pelajaran berharga bagi keluarga Sharifah.
Tak ingin peristiwa menyakitkan itu terulang, Sharifah dan keluarga memutuskan merayakan Idul Fitri dengan cara yang sangat berbeda.
“Selama saya hidup dari kecil hingga dewasa, sudah menjadi tradisi rumah pertama yang kami kunjungi saat Lebaran adalah rumah nenek,” cerita Sharifah.
Kebiasaan itu kini tak bisa dilakukan lagi oleh keluarganya.
Paman Sharifah, Roziah, yang tinggal seatap dengan sang nenek juga dinyatakan positif corona.
Roziah baru saja keluar dari tempat karantina setelah 60 hari dirawat. Anak-anak Roziah juga ikut tertular dan dikarantina.
Bahkan, ayah dan ibu Sharifah juga ikut tertular meski kini sudah sembuh.
Karena banyaknya keluarga yang tertular, tradisi berkumpul saat hari raya menjadi riskan dilakukan.
Wanita 38 tahun ini berkata, keluarganya dengan berat hati meniadakan acara sungkem dan bersalaman demi kebaikan bersama.
“Kami memang sudah biasa membiasakan bersalaman saat bertemu dan sebelum pulang. Cium peluk adalah hal yang biasa.
Namun semenjak keluarga kena Covid-19, jangankan peluk, bersalaman dengan ayah ibu sendiri saja tak diizinkan. Sangat sedih, tapi ini harus dilakukan,” ungkapnya.
Meski begitu, Sharifah bersyukur karena masih diizinkan berkumpul bersama ayah ibunya.
“Kami anggap ini peluang kedua Allah agar terus bersama keluarga, kami akan mengistimewakan kesempatan ini.”
Menurut Sharifah, ayah dan ibunya kini telah pulih meski berat badan sedikit susut.
Lebaran Ala Kadarnya
Lebaran di rumah Sharifah disambut dengan sederhana. Sekedar membeli baju baru pun sama sekali tak terpikirkan.
Peristiwa kehilangan keluarga tersayang membawa hikmah tersendiri untuk keluarga Sharifah.
“Dalam menyambut hari kemenangan ini, kita diuji dengan wabah penyakit Covid-19.
Hikmah dari musibah ini kami lebih tabah dan sadar kami hanya manusia yang lemah yang segalanya ditentukan oleh Allah SWT.
Hikmah lain kami lebih mendekatkan diri kepada-Nya.
Menyambut kemenangan semata-mata karena-Nya.
Saling bermaafan sesama keluarga seikhlasnya,” tutup Sharifah.
Sumber: tribunnews.com
Sponsored Links
Loading...
Loading...