Mutasi Virus Corona Disebut Makin Melemah, Sinyal Wabah Segera Berakhir?
Sunday, May 31, 2020
Edit
Loading...
Loading...
Ilmuwan di Arizona, Amerika Serikat, menemukan bahwa mutasi baru virus Corona COVID-19 kian melemah.
Para peneliti di Arizona State University menyatakan mutasi virus yang mereka temukan itu bisa menjadi salah satu harapan agar wabah cepat terselesaikan.
Mutasi yang ditemukan itu hampir sama dengan mutasi yang ditemukan pada virus SARS 2003, yang memiliki kemungkinan lebih kecil untuk melewati sistem kekebalan tubuh seseorang.
Hal ini pun disampaikan juga oleh Former Director of the World Health Organization (WHO) Cancer Programme, Karol Sikora.
“Para ilmuwan di Arizona telah mendeteksi mutasi dalam sampel virus corona baru. Jangan khawatir, virus itu telah kehilangan sebagian potensinya,” tulisnya di akun Twitter pribadinya, mengutip dari Express.
“Saat ini terjadi selama wabah SARS, ini jadi tanda awal dari akhir wabah tersebut. Perlu diingat, ini hanya dari satu sampel. Kita perlu melihat apakah bisa menemukannya juga di tempat lain,” imbuhnya.
Dalam penelitian tersebut, para peneliti mengambil 382 sampel dari pasien Corona di negara bagiannya.
Hasilnya, mereka menemukan adanya satu sampel yang sebagian besar telah kehilangan materi genetik virusnya.
Mereka mengklaim karena ada bagian yang hilang itu, membuat virus menjadi lebih lemah. Ini bisa diharapkan sebagai sinyal awal bahwa wabah ini akan segera berakhir.
Para peneliti memperkirakan mungkin kasus seperti ini akan lebih banyak muncul nantinya.
Mereka juga melaporkan bahwa virus Corona ini mengandung 30.000 huruf asam ribonukleat (RNA). Dan dalam sampel yang ditemukan, 81 huruf di antaranya sudah hilang.
“Protein-protein ini terkandung di sana tidak hanya untuk ditiru, tapi itu bisa membantu meningkatkan virulensi dan menekan sistem kekebalan tubuh. Dan itu akan berkembang dengan bentuk virus yang lebih lemah pada fase di akhir pandemi,” kata Efrem Lim, kepala penelitian tersebut.
Sumber: detik.com
Para peneliti di Arizona State University menyatakan mutasi virus yang mereka temukan itu bisa menjadi salah satu harapan agar wabah cepat terselesaikan.
Mutasi yang ditemukan itu hampir sama dengan mutasi yang ditemukan pada virus SARS 2003, yang memiliki kemungkinan lebih kecil untuk melewati sistem kekebalan tubuh seseorang.
Hal ini pun disampaikan juga oleh Former Director of the World Health Organization (WHO) Cancer Programme, Karol Sikora.
“Para ilmuwan di Arizona telah mendeteksi mutasi dalam sampel virus corona baru. Jangan khawatir, virus itu telah kehilangan sebagian potensinya,” tulisnya di akun Twitter pribadinya, mengutip dari Express.
“Saat ini terjadi selama wabah SARS, ini jadi tanda awal dari akhir wabah tersebut. Perlu diingat, ini hanya dari satu sampel. Kita perlu melihat apakah bisa menemukannya juga di tempat lain,” imbuhnya.
Dalam penelitian tersebut, para peneliti mengambil 382 sampel dari pasien Corona di negara bagiannya.
Hasilnya, mereka menemukan adanya satu sampel yang sebagian besar telah kehilangan materi genetik virusnya.
Mereka mengklaim karena ada bagian yang hilang itu, membuat virus menjadi lebih lemah. Ini bisa diharapkan sebagai sinyal awal bahwa wabah ini akan segera berakhir.
Para peneliti memperkirakan mungkin kasus seperti ini akan lebih banyak muncul nantinya.
Mereka juga melaporkan bahwa virus Corona ini mengandung 30.000 huruf asam ribonukleat (RNA). Dan dalam sampel yang ditemukan, 81 huruf di antaranya sudah hilang.
“Protein-protein ini terkandung di sana tidak hanya untuk ditiru, tapi itu bisa membantu meningkatkan virulensi dan menekan sistem kekebalan tubuh. Dan itu akan berkembang dengan bentuk virus yang lebih lemah pada fase di akhir pandemi,” kata Efrem Lim, kepala penelitian tersebut.
Sumber: detik.com
Sponsored Links
Loading...
Loading...
Related Posts