3 Hal Ini Akan Membuat Kamu Bangga Menjadi Ibu Rumah Tangga

Loading...
Loading...

Mungkin akan sangat hebat rasanya saat mendengar ada seorang wanita cerdas lulusan sebuah universitas ternama telah bekerja di sebuah perusahaan bonafit dengan gaji jutaan rupiah per bulan.

Belum lagi perusahaan sering menugaskan wanita tersebut terbang ke luar negri untuk menyelesaikan urusan perusahaan. Tergambar jelas sebuah kesuksesan telah dia raih dengan sangat cemerlang. Tapi, apa benar seperti itu?

Kebanyakan orang akan beranggapan bahwa hal di atas adalah sesuatu yang dikatakan sukses, namun sukses itu lebih dinilai dari segi materi sehingga jika ada sesuatu yang tidak memberi nilai materi maka akan dianggap remeh.

Cara pandang yang demikian membuat banyak dari wanita muslimah bergeser dari fitrohnya. Berpandangan bahwa sekarang sudah saatnya wanita tidak hanya tinggal di rumah menjadi ibu, tapi sekarang saatnya wanita untuk menunjukkan eksistensi diri di luar.

Bahkan rasanya malu saat menjawab bahwa pasca menikah kita menjadi seorang ibu rumah tangga, padahal menjadi seorang ibu rumah tangga adalah sebuah pilihan.

Itulah salah satu cara seorang istri yang ingin berkhidmat dengan sesuatu yang mulia, yaitu sesuatu yang memang menjadi tanggung jawabnya. Karena disana ia ingin mencari surga. Dan, berikut alasan kenapa kita harus bangga menjadi seorang ibu rumah tangga.

1. Ibu Sebagai Seorang Pendidik

وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَىٰ ۖ وَأَقِمْنَ الصَّلَاةَ وَآتِينَ الزَّكَاةَ وَأَطِعْنَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ ۚ إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا
“Dan hendaklah kalian tetap di rumah kalian dan janganlah kalian berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa kalian, hai Ahlul Bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.” [QS. Al-Ahzab: 33]

Perbaikan masyarakat bisa dilakukan dengan dua cara, pertama kita bisa melakukan perbaikan secara lahiriah, yaitu perbaikan yang berlangsung di pasar, masjid, dan berbagai urusan lahiriah lainnya. Dan hal ini banyak didominasi kaum lelaki, karena merekalah yang sering nampak dan keluar rumah.

Kedua, perbaikan masyarakat di balik layar, yaitu perbaikan yang dilakukan di dalam rumah. Sebagian besar peran ini diserahkan pada kaum wanita sebab wanita merupakan pengurus rumah.

Pertumbuhan generasi suatu bangsa adalah di belaian seorang ibu. Ini berarti seorang ibu telah mengambil jatah yang besar dalam pembentukan pribadi sebuah generasi. Ini adalah tugas yang besar, jadi kenapa kita malu jika hal yang kita lakukan sebagai seorang ibu ternyata sangat membanggakan.

2. Ibu Mengemban Sebuah Tanggung Jawab Besar

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” [QS. At-Tahrim: 6]

Sudah menjadi hal yang wajib bagi setiap muslim harus mendidik diri dan keluarganya dengan cara memerintahkan mereka untuk mengerjakan kebaikan dan melarang mereka dari perbuatan maksiat.

Karena Allah SAW akan meminta pertanggungjawaban setiap orang tua tentang anak mereka pada hari kiamat, sebelum si anak sendiri meminta pertanggungjawaban orang tuanya. Sebagaimana seorang ayah itu mempunyai hak atas anaknya, maka anak pun mempunyai hak atas ayahnya.

Jadi, siapapun orang tua yang mengabaikan pendidikan anaknya dalam hal-hal yang bermanfaat baginya, lalu ia membiarkan begitu saja, berarti telah melakukan kesalahan besar.

Jadi, meski tanggung jawab pendidikan bagi seorang anak bukan hanya di tangan ibu, namun dalam hal ini orang tua berbagi tugas, dan ibu lebih banyak memiliki andil dalam pendidikan anak-anaknya, jadi tak heran jika ingin memiliki generasi yang baik maka pilihlah istri yang baik.

3. Siapa Menanam, Dia akan Menuai Benih
Betapa bahagianya orang tua saat mengetahui anaknya memiliki akhlak, sifat, dan kepedulian yang baik dirinya. Dan hal itu tidak bisa muncul begitu saja dalam diri seorang anak, butuh seorang pendidik yang ulet dan telaten untuk menghasilkan seorang anak yang berakhlak mulia.

Maka orang tua yang bersungguh-sungguh, dengan tekad yang kuat dan seorang yang sabar untuk setiap hari menempa anak dengan dibekali ilmu yang kuat. Maka lihatlah, betapa besar peran orang tua untuk anaknya.

Karena tidak semua orang tua bisa menghasilkan anak-anak yang dapat membuatnya tersenyum bahagia, padahal anak adalah investasi bagi orang tua di dunia dan akhirat.

Setiap upaya yang kita lakukan demi mendidiknya dengan ikhlas adalah suatu kebajikan. Setiap kebajikan akan mendapat balasan pahala dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Sumber: arrahman.id
Sponsored Links
Loading...
Loading...
Related Posts
Loading...